Berita

RTK XXVII, Unity in Diversity

IMG_0678

Rapat Tahunan Komisariat telah dilaksanakan dua puluh enam kali, tahun ini pelaksanaan yang ke dua puluh tujuh kalinya. Mengangkat tema Unity in Diversity, RTK tahun ini bermaksud untuk menyatakan keberagaman rayon yang selaras tak terpecah hanya karena perbedaan disiplin keilmuan, karakter, dan kepentingan kaderisasi. Dalam tataran komisariat, RTK adalah forum tinggi untuk menentukan ketua komisariat berikutnya.

Pelaksanaan RTK berjalan lancar di Hotel Kalpataru Malang dari tanggal 22 hingga 23 Juni 2013. Panitia RTK yang dipimpin oleh Luthfil Hakim begitu progresif dalam menyediakan segala kebutuhan RTK. Dengan susunan panitia yang masing-masing divisinya dipilih dari setiap rayon, ketua komisariat Fahrul Ulum bermaksud agar setiap kader di rayon mampu saling berkomunikasi interaktif dengan kader rayon lainnya. Dalam susunan kepanitian sendiri Unity in Diversity itu nampak sekali.

Di kesempatan terpisah, ketua panitia Luthfil Hakim mengatakan, “RTK ini adalah tantangan bagi setiap rayon untuk terbiasa menerima perbedaan pendapat dengan kuota suara keterwakilan yang proporsional.” Sebelumnya memang telah dirapatkan bagaimana penentuan keterwakilan, karena mengingat jumlah kader dua tiga tahun terakhir yang melonjak signifikan. Hingga diputuskan dalam rapat komisariat dengan rayon bahwa RTK dilaksanakan dengan musyawarah perwakilan rayon yang ditentukan melalui proporsi keterwakilan, yaitu 10: 1. Jadi satu orang mewakili sepuluh suara,

Jika dirinci satu persatu dari masing-masing rayon, maka Rayon Palapa mendapatkan 11, Rayon Teknik 6, Rayon Pertanian 7, Rayon Teknologi Pertanian 5, Rayon Pancasila 13, Rayon FIA 9, dan Rayon Humaniora 6. kuota proporsional yang merupakan kesepakatan masing-masing rayon yang telah melalui diskusi panjangan ini dianggap paling bisa menjembatani kepentingan antarrayon dan sekaligus menjaga solidaritas PMII Komisariat Brawijaya.

Kelancaran RTK dibuktikandengan ketepatan waktu masing-masing rapat pleno yang sudah ditentukan di pleno satu pembahasan waktu, hanya LPJ saja yang membutuhkan tambahan waktu satu jam dari yang direncanakan. Proses sidang tidak terganggu hanya dengan adanya penambahan waktu LPJ, oleh karena itu, penyampaian LPJ tetap bisa mencapai tahap maksimal pertanggung jawaban pengurus lama pada anggota sidang.

Pada hari pertama RTK, sidang ditutup setelah pleno keempat, yaitu pleno komisi. Setelah tiga komisi selesai mempresentasikan masing-masing hasil rapatnya, RTK XXVII dipending ke hari selanjutnya. Di hari kedua, RTK semakin seru karena menginjak tahap pembahasan persyaratan calon ketua komisariat yang baru. Proses pleno kelima berjalan alot dan sempat ada perdebatan sengit pada syarat calon ketua komisariat harus mencapai IPK tertentu. Perdebatan ini diakhiri dengan voting yang dimenangkan oleh pengusul dihapuskannya persyaratan IPK calon ketua komisariat.

Setelah proses penentuan syarat calon ketua komisariat, pemilihan bakal calon dilaksanakan dan menghasilkan enam calon ketua komisariat. Diteruskan dengan penyampaikan visi misi dan program umum untuk komisariat tahun depan. Sahabat Dimas dari Rayon Teknik gagal melanjutkan diri sebagai calon akibat terkendala dengan persyaratan calon ketua komisariat yang harus lulus pengkaderan formal berupa PKD. Lima calon tersisa yaitu Muhammad Imbarotul Muwaviq, Rendra Wahyu Kurniawan, Aditya Galuh P., Muhammad Agung PS., dan Fannani Pratama. Pemilihan ketua komisariat dimenangkan oleh Muhammad Imbarotul Muwaviq yang akrab disapa Aviq dengan perolehan 30 suara. Disusul oleh Rendra dengan 26 suara dan Fannani satu suara, sedangkan Agung dan Adit masing-masing nol suara.

Dalam sambutannya sebagai ketua komisariat terpilih, Aviq menyampaikan komitmennya untuk mengembangkan Komisariat Brawijaya ke depannya. Sebagai ketua komisariat terpilih juga, sahabat Aviq menyampaikan rasa bahagianya karena RTK XXVII ini terlaksana dengan sangat terbuka dan anggota sidang sangat antusias terhadap proses demokratis yang tercipta di rapat tahunan komisariat.

Sidang tahunan ini ditutup dengan doa oleh sahabat mantan Waka Keagamaan Komisariat Brawijaya masa khidmat 2011-2012, yaitu sahabat Muhammad Aris Fahmi dengan pembacaan doa. [mhl]

Tinggalkan komentar